Hati-Hati Hindari Resiko Ini Saat Memakai Masker untuk Corona

DITULIS OLEH:
Nurul Kuntarti 


Pada kesempatan kali ini kita akan mencoba menguak kebenaran soal apa saja resiko memakai masker. Serta soal tips aman memakai masker yang bisa Anda jalankan termasuk pula soal penggunaan masker non medis yang sesuai dengan saran protokol kesehatan.

Pada kesempatan sebelumnya di artikel ini, kita sudah membahas soal jenis pilihan masker yang dapat Anda gunakan. Sebagaimana dipahami masker menjadi salah satu protokol kesehatan wajib dalam menghadapi persebaran virus corona ini.

Tumpas Kanker, Tumor, Kista Mulai 30 Hari Tanpa Kemoterapi dan Pembedahan?!
Redakan Rasa Sakit Menahun Anda dengan 'Obat Pereda Nyeri' Alami Ini!
Pria Dewasa, Mau ‘Keras & Tahan Lama’ untuk Bahagiakan Pasangan Anda?

Tetapi diam-diam, pemakaian masker juga bisa menyebabkan sejumlah efek samping. Untuk itu kita akan mencoba melihat apa saja sebenarnya efek samping atau resiko dalam memakai masker dana pa saja langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah munculnya efek samping tersebut.

Bagaimana Sebenarnya Aturan dalam Pemakaian Masker?

Menilik dari laman WHO, sejatinya untuk mencegah penularan COVID 19, diperlukan masker dengan kemampuan tinggi dalam mencegah masuknya udara kotor termasuk virus dan bakteri dalam udara masuk ke dalam sistem pernafasan. Dalam hal ini paling efektif diperoleh dari masker kesehatan 3 lapisan dan masker N95.

Tetapi karena alasan keterbatasan kesediaan, maka ini hanya berlaku untuk  mereka dengan kondisi bekerja pada lingkungan beresiko tinggi termasuk pekerja dalam bidang kesehatan dan mereka dengan kondisi beresiko tinggi seperti berada di lingkungan terbatas yang menjadi pusat persebaran atau berusia di atas 60 tahun.

Sedang mereka dengan kondisi dan usia relatif muda, dalam hal ini dibawah 40 tahun. Dan harus terpaksa beraktivitas secara publik, maka diharuskan untuk mengenakan masker non medis.

Masker non medis di sini juga ditentukan dengan cukup cermat. Diharapkan untuk menggunakan masker dengan kerapatan cukup baik, sehingga dapat membantu meminimalisir lolosnya udara kotor dan kuman dalam pernafasan.

Di sini Anda bisa gunakan beragam jenis material sebagai bahan baku masker non medis. Sebut saja seperti kain berbahan Polypropylene atau spundbond yang dikenal berpori dan tahan air, bahan katun baik itu rayon, kaos hingga katun murni, bahan polyester, bahan tisu, bahan semi sutra dan nilon. Belakangan juga muncul pilihan kain scuba yang dikenal tahan air dan lebih kedap udara.

Masker Non Medis
Masker Non Medis (Credit Photo: pakn / Shutterstock)

Resiko Memakai Masker

Kita telah bicara soal pentingnya memakai masker, untuk mencegah penularan virus corona melalui sistem pernafasan. Juga mengenal bahwa ada banyak pilihan material masker non medis yang tersedia di pasaran dan keseluruhannya memiliki karakter berbeda-beda. Artinya juga disertai dengan sejumlah resiko berbeda dalam memakai masker.

Ahli Herbal

Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!

WHATSAPP SEKARANG

Biasanya, resiko memakai masker pada umumnya terjadi ketika masker digunakan dengan cara yang tidak tepat. Untuk itu nantinya kita akan membahas soal tips aman memakai masker yang akan mencegah resiko-resiko dapat muncul.

Adapun sejumlah resiko dalam memakai masker dalam mencegah COVID 19 tersebut antara lain adalah sebagai berikut.

  • Ketidaknyamanan saat bernafas

    Kerapatan bahan material dari masker menyebabkan aliran udara menuju dan keluar hidung tidak lancar. Sejumlah orang mengeluhkan rasa tidak nyaman saat bernafas. Beberapa orang mengeluhkan rasa lebih berat untuk menarik nafas karena keberadaan masker.

    Keberadaan masker memang akan menyebabkan Anda harus mengeluarkan energi lebih untuk menarik udara ketika bernafas. Akibatnya pada sejumlah orang muncul rasa tidak nyaman, lelah dan kadang sesak ringan karena penggunaan energi dan otot pernafasan yang lebih besar ini.

    Dari kondisi ini lahir pandangan bahwa ketika kita bernafas dengan masker maka kita akan mengalami penurunan kadar oksigen dan mengalami peningkatan kadar karbon dioksida. Udara karbon dioksida yang seharusnya keluar dari hidung dengan lancar, dipercaya malah tertahan dibalik masker dan terhisap ulang dalam proses bernafas.

    Faktanya,  kasus hypercapnia atau kelebihan kadar karbon dioksida dalam pernafasan termasuk kasus yang jarang terjadi, bahkan pada mereka yang rutin mengenakan masker. Keluhan ini ditandai dengan rasa pusing, lelah, pening nafas pendek dan rasa tidak nyaman pada rongga dada.

    Kadar CO2 atau karbon dioksida yang tertahan dalam masker berada pada kadar yang masih dapat ditoleransi tubuh. Hipercapnia terjadi ketika 10% udara yang ada dalam tubuhnya merupakan CO2. Sedang pada udara normal saja, kadar CO2 hanya berada pada kisaran 0,04% saja.

    Beberapa orang justru mengalami kekurangan CO2 ketika mengenakan masker non medis. Ini karena kerapatan material masker menyebabkan penggunanya secara reflek bernafas dengan lebih pendek dan sering. Akibatnya kadar CO2 dalam tubuh menurun dan menyebabkan kadar asam dalam tubuh menjadi naik.

    Meski dikatakan tidak berbahaya, tetap ada resiko dalam memakai masker. Terutama pada mereka dengan kondisi gangguan pernafasan seperti asma. Atau pada mereka di usia lanjut yang sejatinya memang sudah mengalami pelemahan pada otot pernafasan.

    Mengenakan masker saat berolahraga kardio juga tidak disarankan, karena dapat menyebabkan efek sesak nafas. Sangat disarankan untuk berolahraga kardio di area lebih sepi atau di area privat saja.

  • Gangguan kesehatan kulit pada permukaan wajah

    Masalah kesehatan kulit wajah menjadi isu lain yang banyak dikeluhkan mereka pengguna masker. Tidak sedikit keluhan muncul seputar jerawat dan keluhan dermatitis hingga kasus iritasi kulit yang disebabkan oleh efek gesekan permukaan kulit dengan karet masker atau permukaan bahan masker. Keluhan pada kulit ini dapat terjadi baik karena penggunaan masker medis maupun masker non medis.

    Keluhan pada permukaan kulit ini biasanya terpusat pada area sekitar hidung, pipi, dagu hingga area dekat telinga. Kadang berupa jerawat muncul relatif ringan seperti bruntus kecil, hingga dapat berkembang menjadi jerawat kista yang menyakitkan. Dapat pula menjadi keluhan serupa biang keringat yang terasa perih gatal ini dikenal dengan dermatitis. Dalam kasus yang cukup ekstrim terbentuk luka iritasi yang tampak membengkak dan basah.

    Gangguan kulit ini memang lazim terjadi. Tetapi pada umumnya merupakan akibat dari pemilihan masker yang tidak tepat. Seperti penggunaan masker dari bahan yang tidak lembut, memiliki karet terlalu ketat dan kasar atau terlalu kedap udara sehingga tidak cukup sirkulasi udara pada permukaan kulit.

    Bisa juga merupakan efek  dari penggunaan make up ketika memakai masker. Kulit yang tertutupi oleh make up tebal dan masker akan meningkatkan resiko terbentuknya sumbatan pada pori-pori kulit. Ini yang mungkin menyebabkan reaksi jerawat dan dermatitis.

    Gangguan pada permukaan kulit juga bisa terjadi karena penggunaan masker yang tidak higienis, dipakai dalam jangka panjang atau berulang, tanpa mempedulikan kebersihan dari masker itu sendiri.

    Bila memungkinkan, ketika jerawat atau dermatitis ini muncul Anda istirahatkan kulit dari paparan masker. Artinya di sini adalah kurangi aktivitas di ruang publik. Kenakan obat dan terapi khusus untuk mengatasi jerawat atau dermatitis. Dan selalu pastikan menjaga kebersihan kulit.

  • Mudah mengalami infeksi pernafasan

    Masker memang efektif mencegah Anda mengalami serangan penyakit infeksi pernafasan. Tetapi hanya dapat bekerja bila Anda mengenakan masker yang bersih, digunakan dengan tepat dan sesuai masa pemakaian yang disarankan.

    Yang menjadi masalah, banyak orang tidak cukup paham protokol tepat dalam mengenakan masker. Alih-alih terlindungi, mereka justru terancam sejumlah resiko memakai masker. Akibat tidak menerapkan tips aman dalam memakai masker.

    Hal ini terutama terjadi pada mereka yang menggunakan masker non medis. Karena masker non medis memang dikatakan dapat digunakan berulang, banyak orang menggunakannya dalam jangka lebih panjang dan berulang-ulang dalam beberapa hari.

    Tanpa menyadari masker yang telah terpapar udara di ruang publik tidak hanya mungkin sudah terpapar virus corona, tetapi juga kotoran, uap air dan mungkin bibit jamur dan bakteri. Yang ketika dikenakan dalam beberapa hari mungkin turut terhirup oleh hidung untuk kemudian masuk dalam pernafasan.Anda tidak hanya mungkin beresiko terinfeksi virus corona, tetapi juga sejumlah gangguan infeksi pernafasan lain akibat serangan jamur dan bakteri.

    Resiko lain adalah teknik penggunaan yang tidak tepat. Masker yang tidak rapat, tidak menutup hidung dengan sempurna atau berasal dari material yang tembus udara juga dikhawatirkan akan tetap memunculkan sejumlah resiko dalam memakai masker.

  • Gangguan pada kesehatan mata

    Pada beberapa model masker, terdapat ruang kosong yang terbentuk di antara pipi dan hidung. Hingga ketika Anda bernafas, ada udara yang bertiup menuju mata. Pada saat masker dikenakan dalam jangka panjang, mata mungkin akan terasa tidak nyaman, kering dan sedikit perih.

    Tiupan angin yang terjadi akibat pernafasan kita mengandung uap air dan CO2 yang mungkin menyebabkan mata terasa tidak nyaman dan malah terasa kering. Bila terjadi berketerusan mungkin menyebabkan mata menjadi merah dan teriritasi ringan.

    Meski kondisi ini biasanya tidak akan berujung serius, gangguan ini mungkin mengganggu kenyamanan. Anda bisa membantu meredakan rasa tidak nyaman dengan obat tetes mata yang banyak dijual di pasaran. Dan coba untuk memastikan untuk mengenakan masker dengan rongga yang kecil di area ini. Supaya meminimalisir tiupan udara menuju mata.

  • Menyebabkan nyeri pada telinga

    Karena karet yang dikenakan biasanya dikaitkan pada telinga, maka pemakaian masker dalam jangka panjang mungkin menyebabkan seseorang merasakan nyeri pada telinga mereka. Kadang keluhan ini disertai iritasi kemerahan pada area telinga luar.

    Kadang iritasi muncul pada area belakang telinga mengingat karet masker biasanya dikaitkan dengan area ini. Tetapi iritasi juga bisa muncul di area telinga depan dimana pergesekan karet dengan permukaan kulit lebih sering terjadi.

    Bila iritasi muncul, coba ringankan dengan perawatan anti radang seperti dengan krim lidah buaya atau minyak essensial VCO. Ini akan sangat membantu meringankan kemerahan dan luka yang terbentuk di sekitar telinga.

  • Resiko menurunkan kesadaran terhadap protokol kesehatan

    Sudah merasa mengenakan masker, artinya Anda beranggapan sudah cukup aman dari udara terkontaminasi di sekitar Anda. Akibatnya Anda memilih untuk mengabaikan protokol kesehatan lain sebagaimana anjuran, seperti tidak menjalankan social distancing dan masalah kebersihan tangan.

    Padahal Anda tetap mungkin beresiko untuk terinfeksi virus corona dengan tidak tertib soal social distancing dan masalah cuci tangan. Artinya perlindungan maksimal hanya dapat diperoleh bila Anda menjalankan seluruh prosedur protokol kesehatan yang disarankan.

    Kadang justru mengenakan masker menyebabkan kita punya kebiasan menyentuh wajah. Bisa jadi karena posisi masker yang kurang nyaman hingga menggosok wajah merupakan reflek tanpa sadar untuk meredakan ketidak nyamanan.

    Padahal menurut protokol kesehatan, menyentuh wajah dengan tangan di ruang publik juga tidak disarankan. Karena ketika Anda berada di ruang publik, tangan Anda bisa jadi merupakan tempat berkumpulnya kuman dan kotoran.

Tips Aman Memakai Masker pada Masa Corona

Menyikapi sejumlah resiko dalam memakai masker sebagaimana dibahas diatas, penting untuk Anda memperhatikan cara tepat atau tips aman untuk memakai masker. Ini membantu Anda mencegah sejumlah efek samping yang mungkin muncul.

Tips Aman Memakai Masker
Tips Aman Memakai Masker (Credit Photo: Bonsales / Shutterstock)

Adapun sejumlah tips aman dalam memakai masker adalah berikut ini

  • Pahami jenis masker non medis yang disarankan

    Menurut rilis WHO, masker non medis yang disarankan untuk dikenakan pada masa pandemi ini adalah jenis masker dengan 3 lapisan. Masker dengan 3 lapisan akan memiliki efisiensi penyaringan hingga 5 kali lebih baik.

    Selain aspek lapisan, aspek penting lain yang diharuskan menurut WHO adalah  jenis material masker. Dikatakan masker yang baik justru tidak berasal dari material yang bersifat melar dan ketat sekali. Karena ini justru akan memberi efek samping lebih besar.

    Kenakan material yang memudahkan kita untuk bernafas, namun filtrasinya cukup baik seperti bahan katun,spundbond dan polyester. Manfaatkan material filter tambahan seperti tisu untuk memaksimalkan fungsi masker.

    Selain itu, perhatikan pula model dari masker. Tips aman memakai masker ini penting, karena tanpa Anda sadari bentuk masker justru membuat filtrasi tidak maksimal dan menimbulkan sejumlah resiko efek samping dari memakai masker.

    Meski tidak disarankan mengenakan masker yang ketat, tetapi selalu pastikan masker yang Anda kenakan dapat menyesuaikan dengan bentuk wajah Anda. Minimalisir terbentuknya celah di antara hidung dan pipi, di kedua sisi dan pada area dagu.

    Celah yang terbentuk bisa menyebabkan udara malah masuk dan keluar bebas tanpa terfilter. Celah di bawah mata dapat menyebabkan tiupan udara ke arah mata dan mungkin memicu efek iritasi. Perhatikan pula soal karet pengait supaya tidak timbul iritasi pada area yang terpapar karet.

    Hindari penggunaan lapisan luar berupa cat atau lilin. Ada sejumlah masker menggunakan lapisan ini sebagai coating sekaligus unsur dekorasi. Bilapun ada pewarna gunakan yang bersifat menyerap pada material dan tidak terlalu kedap air. Lapisan akan semakin menurunkan kemampuan pengguna untuk bernafas saat mengenakannya.

  • Cara pemakaian

    Masker non medis baik dari material apapun sebaiknya digunakan dalam masa pakai 4-5 jam. Bila memang Anda hanya keluar sesaat dan tidak memakan waktu lama, Anda bisa simpan dan kenakan kembali dengan memastikan masker tetap bersih.

    Caranya adalah dengan memastikan untuk tidak menyentuh area kain masker. Anda harus memastikan hanya menyentuh area karet baik ketika memasang, melepas atau mengepaskan posisi masker.

    Pastikan masker tepat menutup sempurna area mulut dan hidung. Jangan kenakan masker yang tidak efektif menutup hidung. Masker sebaiknya dipaskan dengan bentuk wajah. Bila terpaksa harus menyentuh wajah saat proses pengepasan, pastikan tangan Anda sudah dicuci bersih.

    Bila dirasa masker terlalu ketat, Anda bisa menambahkan kait tambahan di belakang supaya terasa lebih longgar dan pas. HIndari karet yang terlalu kasar dan menekan di area telinga supaya tidak terbentuk iritasi sekitar telinga.

    Tambahkan pad karet  atau lembar tisu di belakang telinga yang belakangan banyak ditawarkan di pasaran bila diperlukan. penambahan tisu juga bisa menjadi pilihan untuk membantu meredam kelebihan minyak dan keringat selama mengenakan masker. Ini juga dianggap efektif mencegah jerawat.

    Hindari memakai masker yang sudah terlihat kotor atau sudah Anda kenakan lebih dari 5 jam, baik berturut-turut atau dalam akumulasi waktu. Hindari masker yang terlihat sudah rusak, sudah longgar dan beraroma tidak biasa.

    Hindari pula memakai masker bersama dengan orang lain. Bahkan bila itu orang terdekat Anda. Penggunaan masker bersama ini sangat riskan menularkan penyakit, karena tidak menutup kemungkinan Anda atau keluarga Anda mengidap COVID 19 tanpa gejala.

    Hindari melepas atau melonggarkan masker di area umum, terutama ketika Anda berada dekat dengan orang lain. Bilapun Anda merasa perlu melonggarkan masker supaya lebih nyaman bernafas, Anda bisa cari area dimana tidak banyak orang di sekitar Anda.

  • Cara perawatan

    Perawatan masker non medis menempati posisi penting dalam mencegah COVID 19. Ketika masker baru Anda beli, bisa dipastikan masker dalam kondisi relatif bersih. Tetapi ketika dikenakan, Anda harus mencucinya dengan sabun dan air bersih mengalir supaya mematikan setiap virus yang melekat pada permukaan masker.

    Untuk mendapatkan hasil lebih optimal, Anda perlu menyuci masker dengan air bersuhu sekitar 100o C– 140o C. Suhu tinggi sangat efektif menghancurkan perlindungan virus dan mematikannya. Kadang Anda perlu merebus masker untuk hasil optimal.

    Bila sekiranya Anda perlu, mungkin bila keseharian Anda kerap mengenakan masker pada area dengan tingkat resiko tinggi seperti di pasar, Anda bisa gunakan cairan larutan klorin 0.1% untuk membantu membunuh virus. Bilas sebersih mungkin untuk mengatasi residu klorin yang dapat bersifat toksin.

    Penyetrikaan dapat menjadi pilihan lain untuk memaksimalkan efek sterilisasi. Kemudian masukan masker pada plastik yang belum pernah digunakan sebelumnya. Rapatkan dan simpan dengan baik supaya masker tidak terkontaminasi unsur toksin dan bakteri sebelum Anda kenakan.

  • Perawatan diri selama mengenakan masker

    Masker kadang menyebabkan efek panas pada tubuh, ini karena pori-pori pada wajah tidak dapat bernafas dengan baik. Biasanya wajah akan lebih berkeringat dari biasanya. Untuk itu, sebaiknya Anda membantu mengatasi efek panas ini dengan minum lebih banyak. Banyak minum akan efektif pula untuk membantu mencegah infeksi terjadi.

    Kenakan pelembab wajah untuk membantu menjaga kelembaban kulit. Ini efektif mencegah terbentuknya iritasi pada wajah. Pelembab juga akan membantu memberi rasa nyaman ketika permukaan kulit bergesekan dengan permukaan masker. Anda bisa bantu dengan mengenakan lidah buaya atau minyak kelapa VCO untuk membantu mengatasi iritasi dan menjaga kelembaban kulit.

    Jangan lupa untuk selalu siapkan masker cadangan ketika bepergian. Masker cadangan dapat Anda gunakan setelah masker sebelumnya sudah dikenakan terlalu lama. Masker cadangan juga akan membantu Anda selalu mendapatkan masker yang lebih sehat dan efektif bekerja sebagai filtrasi.

Ada sejumlah resiko dalam memakai masker, terutama bila kita hanya mengenakan masker non medis. Tetapi dengan tertib menjalankan sejumlah tips aman memakai masker di atas, Anda dapat meminimalisir penularan corona pada tubuh kita.

Sumber

Referensi Resiko Memakai Masker:

WHO. Updated: 2020-06-05. Advice on the use of masks in the context of COVID-19. file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/WHO-2019-nCov-IPC_Masks-2020.4-eng.pdf

British Medical Journal. Updated: 2020-04-09. important potential side effects of wearing face masks that we should bear in mind. https://www.bmj.com/content/369/bmj.m1435/rr-40

Rachel Paula Abrahamson. Today.com. Updated: 2020-05-22. Face mask hurting you? 6 expert tips to make them more comfortable. https://www.today.com/style/face-mask-hurting-you-6-expert-tips-make-them-more-t182274

Tumpas Kanker, Tumor, Kista Mulai 30 Hari Tanpa Kemoterapi dan Pembedahan?!
Redakan Rasa Sakit Menahun Anda dengan 'Obat Pereda Nyeri' Alami Ini!
Pria Dewasa, Mau ‘Keras & Tahan Lama’ untuk Bahagiakan Pasangan Anda?

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Nurul Kuntarti seorang seorang sarjana ekonomi yang menemukan hasratnya dalam bidang kesehatan sejak memiliki putri pertamanya. Keinginan untuk terus memahami dunia kesehatan dilanjutkan dengan mengabdikan diri dalam dunia tulis-menulis di bidang kesehatan, untuk terus menghasilkan artikel-artikel kesehatan yang akurat, kredibel, dan bermanfaat. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}