Badan tetap melar padahal sudah sering berolahraga? Bisa jadi masalahnya ada pada pola makan Anda. Mungkin Anda sering kebanyakan makan dalam jangka waktu seminggu dan sudah berusaha untuk mengurangi porsi makan, namun upaya tersebut sering kali gagal akibat alasan-alasan yang kurang jelas. Artikel ini akan membahas 6 penyebab kebanyakan makan.
Membeli Camilan dalam Kemasan Kecil
Suatu penelitian memperlihatkan bahwa orang yang membeli camilan kemasan kecil ternyata mengemil dua kali lebih banyak dibanding mereka yang memilih camilan kemasan besar. Mengapa demikian? Karena apabila berhadapan dengan camilan kemasan jumbo, Anda biasanya menjadi takut kalau-kalau akan kebanyakan makan sehingga sering diabaikan begitu saja di lemari. Sebaliknya Anda tidak terlalu khawatir untuk terus mengemil jika membeli kemasan mini.
Makan Bareng Teman
Makan bersama kawan-kawan dapat mengalihkan perhatian serta menyebabkan Anda makan lebih banyak daripada ketika sendirian. Mengobrol dan bersenda gurau dengan teman akrab bisa membuat Anda mengabaikan sinyal rasa kenyang dan lupa dengan rencana diet.
Piring dan Makanan Bernada Warna Serupa
Ketika warna piring mirip dengan makanan, Anda cenderung makan 22 persen lebih banyak. Ini dikarenakan ilusi optik yang tercipta dapat memengaruhi persepsi Anda terhadap porsi makanan. Jadi lain kali Anda makan nasi goreng, pilihlah warna piring cerah yang kontras supaya bisa dengan mudah melihat porsinya.
Jarang Makan
Apabila Anda tidak rutin makan—misalnya 3 kali sehari—hormon ghrelin yang mengatur nafsu makan menjadi tidak stabil. Inilah penyebab kebanyakan makan gara-gara menambah porsi pada waktu makan. Atasi hal ini dengan makan dalam porsi sedikit namun sering untuk menyeimbangkan hormon dan energi tubuh sepanjang hari.
Menjalankan Diet Rendah Lemak
Anda berpikir bahwa menghindari makanan berlemak bisa melunturkan lemak tubuh? Coba sesuaikan pemikiran tersebut. Ketika pabrik makanan memproduksi makanan olahan berlabel “bebas-lemak”, seringkali mereka menambahkan gula, tepung, atau pengental sebagai penguat rasa—yang pada akhirnya membengkakkan kandungan kalorinya. Lemak tersebut digantikan dengan karbohidrat kosong yang mudah dicerna dan diserap ke aliran darah. Ini menyebabkan perut mudah menjadi lapar kembali.
Menggunakan Pemanis Buatan
Berbagai penelitian memperlihatkan bahwa zat pemanis buatan bisa membingungkan sistem pengatur rasa lapar di dalam tubuh. Setiap kali Anda makan, tubuh terlatih untuk menerima kalori. Namun hal itu tidak terjadi apabila Anda terbiasa mengonsumi makanan atau minuman yang sangat rendah kalorinya. Akibatnya perut tidak menjadi kenyang dan Anda pun tergoda untuk makan lagi. Terlebih, pemanis buatan 7000 kali lebih manis dari gula alami sehingga dapat menurunkan kepekaan indera perasa.
Setelah mengetahui 6 penyebab kebanyakan makan di atas, adakah yang Anda alami? Jika demikian, sebaiknya segera atasi akar masalahnya. Misalnya ketika makan bersama teman, pesanlah makanan dalam porsi kecil untuk mencegah Anda makan terlalu banyak.