Dalam dunia pengobatan, terapi kelasi terutama digunakan untuk mengatasi keracunan logam berat seperti timah, merkuri, maupun logam berat lainnya dan hal ini telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat.
Di Indonesia sendiri penerapan terapi kelasi digolongkan sebagai salah satu bentuk pengobatan alternatif atau pelengkap dari pengobatan utama dan sudah ada beberapa klinik di Indonesia yang menawarkan terapi kelasi ini.
Karena itu, tentu tidak salah untuk mengetahui informasi seputar terapi ini. Pertama-tama, mari kita perhatikan bagaimana terapi kelasi dilakukan.
Terapi Kelasi, Bagaimana Itu Dilakukan?
Untuk mengetahui bagaimana terapi kelasi dilakukan, kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan kata kelasi. Kata kelasi (chelation) merupakan kata serapan dari bahasa Yunani Chele yang berarti mencapit/mengikat.
Sesuai dengan maknanya, terapi kelasi bekerja dengan mencapit/mengikat mineral-mineral dalam darah untuk kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui urin. Mekanisme inilah yang menjadi dasar penerapan terapi kelasi dalam dunia pengobatan untuk mengatasi keracunan logam berat.
Terapi kelasi dapat diberikan secara oral. Namun, terapi kelasi umumnya diberikan melalui infus. Cairan yang diberikan melalui infus tersebut dinamakan EDTA (ethylene diamine tetra acid). Oleh sebab itu, terapi kelasi juga dikenal dengan istilah terapi EDTA.
Lamanya terapi kelasi yang diberikan kepada seseorang tidak sama antara satu dengan yang lain dan didasarkan pada usia, berat tubuh, dan riwayat penyakit lain. Umumnya, terapi kelasi dilakukan selama periode tertentu dan berlangsung selama beberapa jam dalam sekali terapi, bergantung dengan kondisi pasien.
Sewaktu Anda mencari informasi tentang jenis terapi ini, Anda boleh jadi bertanya-tanya mengenai persiapan apa saja yang perlu Anda lakukan. Selain pemeriksaan kesehatan, tidak ada hal-hal khusus yang perlu Anda lakukan.
Pemeriksaan kesehatan yang perlu dilakukan meliputi pemeriksaan kadar gula darah, kolesterol, tekanan darah, ginjal, dan lever mengingat bahwa terapi ini akan memengaruhi hal-hal tersebut.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGSelain itu, sebelum memutuskan apakah Anda akan menjalani terapi ini, adalah bijak bila Anda mendiskusikan dengan dokter yang menangani Anda mengenai kondisi tubuh Anda dan manfaat serta resiko yang terlibat di dalamnya. Mari kita simak apa saja resiko yang mungkin dialami ketika melakukan terapi ini.
Terapi Kelasi, Resiko Apa Saja yang Mungkin Anda Hadapi?
Seperti jenis terapi lainnya, terapi kelasi juga akan menyebabkan Anda mengalami beberapa efek samping yang tidak menyenangkan termasuk resiko yang mengancam jiwa. Mengapa?
Patut diketahui, obat yang digunakan dalam terapi kelasi tidak bersifat selektif dalam mengikat racun logam berat dalam tubuh Anda, tetapi juga beberapa mineral lainnya yang penting bagi tubuh Anda.
Oleh sebab itulah, Anda akan diberikan beberapa suplemen vitamin yang kaya akan mineral untuk menggantikan mineral penting yang hilang setelah Anda menjalani terapi kelasi.
Penting bagi Anda untuk menaati instruksi yang diberikan setelah terapi dilakukan untuk menghindari resiko yang mungkin muncul. Berikut adalah beberapa efek yang mungkin Anda alami setelah melakukan terapi kelasi, meliputi:
- Demam.
- Sakit kepala.
- Mual dan Muntah.
- Dehidrasi.
- Sensasi terbakar di tempat suntikan.
- Penurunan tekanan darah.
- Gangguan produksi sel-sel.
- Penurunan kadar gula darah.
- Akibat-akibat lain akibat kekurangan mineral tubuh.
Sedangkan komplikasi serius yang dapat terjadi adalah kerusakan maupun kegagalan ginjal secara permanen bahkan dalam beberapa kasus dapat terjadi kematian.
Mengingat resiko-resiko tersebut, sekali lagi, penting bagi Anda untuk mendiskusikan kondisi Anda sebelum menjalani terapi kelasi.
Bagi Anda yang sudah memutuskan untuk melakukannya, ingatlah untuk menerapkan pengingat-pengingat yang diberikan demi keamanan Anda. Baca juga artikel Kelasi Jantung, Harapan Baru Penderita Jantung?