Selama ini kebanyakan dari kita hanya mengenal kemoterapi dan radioterapi standar sebagai cara pengobatan kanker. Cara konvensional ini kerap kali mendapat pandangan miring mengingat sejumlah efek samping yang kerap kali harus diterima pasien. Tetapi dunia tak berhenti mencari cara untuk dapat membantu pasien sembuh dari kanker.
Dari beragam temuan yang berhasil diungkap, salah satu yang kemudian banyak diterapkan secara medis adalah terapi tertarget. Dianggap sebagai metode pengembangan modern dari kemoterapi konvensional.
Konon terapi ini diklaim memiliki tingkat keberhasilan tinggi untuk sembuh dari kanker dan sangat efektif menghambat munculnya kanker serangan kedua. Bagaimana sebenarnya terapi kanker tertarget ini? Apa bedanya dari cara pengobatan kanker lain?
Cara Pengobatan Kanker dengan Terapi Tertarget
Menurut sumber American Society of Clinical Oncology, terapi tertarget adalah terapi kanker yang menggunakan senyawa kimia tertentu yang bekerja menyerang sel kanker. Memiliki banyak kesamaan dengan terapi kemoterapi, tetapi dengan pendekatan yang lebih spesifik.
Terapi tertarget ini adalah sejenis kemoterapi modern yang tidak bekerja pada sel kanker secara langsung, tetapi pada spesifik gen atau protein yang memiliki peran langsung pada pertumbuhan sel kanker.
Ini didasarkan pada temuan bahwa setiap sel kanker didukung oleh sejenis reseptor atau protein tertentu yang berperan besar menstimulasi pertumbuhan sel kanker. Gen reseptor atau protein ini juga akan  mendorong sel memperbanyak diri dengan agresif (proliferasi) dan bermetastasis atau menyebarkan diri.
Menurut gambaran American Cancer Society, terapi tertarget akan bekerja dengan menemukan poin perbedaan antara sel sehat dan sel kanker. Ketika senyawa kimia ini menemukan sel yang melepas senyawa protein berbeda atau mengandung gen reseptor khusus, senyawa ini akan menyerang melemahkan sel tersebut.
Perbedaan Terapi Tertarget dengan Kemoterapi Biasa
Cara pengobatan kanker dengan metode kemoterapi akan bekerja dengan membaca karakter khas dari kanker, yakni agresif dan berproliferasi. Senyawa kimia dalam kemoterapi akan menyerang sel-sel yang berkembang abnormal dan merusaknya.
Hanya saja, tidak selamanya sel yang berkembang cepat adalah abnormal. Dan dalam skala tertentu kerusakan dari kemoterapi dapat menyambar pada sel-sel sehat. Ini menyebabkan pasien mengeluhkan sejumlah masalah kesehatan selama dan pasca terapi berjalan.
Yang membuat terapi tertarget berbeda adalah cara pendekatan yang berbeda. Terapi tertarget pada dasarnya adalah konsep baru dari kemoterapi. Karena sistem kerjanya serupa, melemahkan sel kanker secara kimiawi, hanya saja lebih efektif dalam membaca karakter sel kanker.
Terapi tertarget akan membaca dan mengidentifikasi sel dengan membaca senyawa protein dan senyawa kimia tertentu yang dilepas oleh sel kanker. juga membaca keberadaan reseptor tertentu yang terdapat dalam gen sel kanker.
Riset menunjukan bahwa sejumlah jenis kanker pada dasarnya akan mendorong pelepasan senyawa kimia residual yang bekerja sebagai reseptor dan senyawa protein tertentu yang akan bekerja sebagai unsur stimulan pertumbuhan bagi sel kanker.
Dan terapi tertarget akan membaca unsur-unsur kimiawi dan protein ini. keberadaan unsur-unsur ini menjadi cara terapi ini dalam mengidentifikasi sel. dan karenanya sel sehat cenderung lebih aman dari serangan atau efek dari terapi ini.
Mutasi Sel Kanker
Kita tentu sudah memahami bahwa sel kanker memang merupakan sel sehat yang mengalami mutasi. Proses mutasi ini menyebabkan sel berubah menjadi sel abnormal. Konsep abnormal di sini bisa menjadi gambaran dari perubahan karakter dari sel tersebut.
Sel akan membentuk perilaku dan karakter yang berbeda dari sel sehat di sekitarnya. Tidak lagi dapat bekerja sebagaimana fungsi seharusnya. Dan bahkan cenderung bersifat invasif dengan kemampuan pembelahan diri yang sangat agresif atau proliferasi.
Dan kemampuan untuk melepaskan diri dari organ untuk kemudian larut dalam darah dan terbawa menuju organ lain atau disebut pula metastasis. Ditambah dengan sistem pertahanan yang lebih kuat sehingga sulit untuk diatasi oleh mekanisme imunitas tubuh.
Meski dikatakan memiliki perubahan atau konsep mutasi yang serupa, proses perubahan menjadi sel kanker tidak selalu sama. Ini bergantung pada penyebab dan dimana sel kanker tersebut berkembang.
Ketika sel sehat bekerja sebagaimana mestinya, sel bersangkutan akan melepas sejumlah senyawa reseptor dan senyawa protein yang berfungsi mempertahankan fungsi sel. Tetapi ketika sel sudah bermutasi, otomatis senyawa protein dan reseptor tadi akan turut berubah. Perubahan ini juga memiliki fungsi khusus untuk mempertahankan kehidupan dari sel kanker.
Jadi, sebenarnya motor dari sel kanker untuk bertumbuh dan membelah diri, untuk bermetastasis, untuk menginvasi dan untuk mempertahankan diri adalah keberadaan senyawa-senyawa protein dan reseptor ini.
Memahami Cara Kerja Terapi Tertarget
Berangkat dari konsep mutasi gen inilah kemudian terapi tertarget dibuat. Cara pengobatan kanker ini menekankan pada cara identifikasi sel kanker yang lebih spesifik dengan membaca senyawa-senyawa yang dilepas oleh sel.
Ketika sel melepas senyawa-senyawa yang berbeda dari seharusnya, maka terapi ini akan mengarahkan serangan pada sel tersebut. Dan terapi tertarget ini akan bekerja dengan 5 cara, yakni:
- Memblokir sinyal dari unsur kimia yang bekerja menstimulasi pertumbuhan sel kanker.
- Merubah komponen protein dalam sel kanker hingga melemahkan sel kanker.
- Memblokir pembentukan sistem pembuluh darah hingga sel kanker kekurangan suplai nutrisi.
- Menstimulasi sistem imunitas untuk mengaktifkan penyerangan terhadap sel kanker.
- Mengirim toksin menuju sel kanker untuk membunuhnya.
Pendekatan dari terapi tertarget akan berbeda dari pendekatan pada terapi kemoterapi biasa. Karena cara pengobatan kanker ini akan bekerja menyerang sel dengan spesifik. Karenanya terapi untuk kanker satu akan berbeda dengan terapi untuk kanker lainnya.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGCara penyerangan juga akan bekerja secara personal sesuai dengan karakter dari kanker bersangkutan. Terapi dapat bekerja hanya dengan mengidentifikasi satu perubahan dan terapi lain justru bekerja dengan mengidentifikasi beberapa perubahan.
Beberapa terapi tertarget dilakukan bersama dengan cara pengobatan kanker lain, sedangkan beberapa pasien hanya memerlukan terapi tunggal untuk sepenuhnya sembuh dari kanker.
Tipe-Tipe Terapi Tertarget
-
Antibodi Monoklonal
Antibodi ini disuntikan via infus atau suntikan untuk bekerja langsung menyasar pada sel kanker. kinerjanya lebih sebagai sumbatan bagi sel kanker dalam membaca sinyal-sinyal. Kadang terapi ini juga akan bekerj sekaligus mengirimkan toksin pada sel kanker.
Terapi dengan antibodi monoklonal ini pada umumnya bukan cara pengobatan kanker tunggal. Terapi ini dilakukan bersama dengan terapi konvensional karena umumnya sifat serangan tidak agresif.
-
Obat dengan Molekul Kecil
Meski bekerja dengan sistem blokir yang hampir serupa, tetapi dengan menekankan pada kinerjanya yang langsung menyerang sel kanker. cara pengobatan kanker ini biasanya akan bekerja menghambat langsung pembentukan sistem pembuluh darah dan mematikan gen pertumbuhan dari sel kanker (anti angiogenesis).
Pendekatan ini kerap dianggap memberi efek lebih berat pada pasien, tetapi juga lebih efektif menyerang sel kanker. Meski demikian terapi ini tidak menyisakan efek samping seberat kemoterapi konvensional.
Terapi Tertarget Berdasarkan Jenis Kanker
Setiap sel kanker bisa mengembangkan karakter yang berbeda dari jenis sel kanker lain. Perbedaan bisa terkait dengan lokasi organ dimana sel kanker tumbuh. Juga bisa dikaitkan dengan pemicu yang menyebabkan sel kanker muncul.
Dan karenanya sebelum cara pengobatan kanker ini dijalankan, pasien akan disarankan melalui sejumlah tes untuk memastikan bagaimana karakter dari kanker yang dimiliki. Terutama terkait jenis reseptor, gen, senyawa kimia dan protein yang dihasilkan oleh sel kanker.
Terapi tertarget termasuk jenis terapi kanker yang relatif mahal. Jadi demi memastikan biaya besar ini dialokasikan dengan efektif, terapi harus dipastikan tepat mengenai sasaran. Supaya lebih efektif memastikan pasien sembuh dari kanker.
Beberapa terapi tertarget yang lazim diberikan pada penyakit kanker dapat dilihat dalam sejumlah contoh berikut.
-
Kanker Payudara
Sekitar 25% dari kasus kanker payudara memiliki komponen protein Human Epidermal growth factor Receptor 2 (HER2) Â dalam kadar tinggi. Protein inilah yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan agresif dari sel kanker pada payudara.
Bila dipastikan pasien memiliki kadar HER2 positif, maka sejumlah terapi tertarget bisa menjadi cara pengobatan kanker yang tepat bagi pasien. Beberapa jenis obat untuk terapi tertarget pada kasus ini adalah Trastuzumab, Pertuzumab, kadcyla dan Neratinib. Â
Cara pengobatan kanker ini hampir serupa dengan kemoterapi, hanya saja secara spesifik membaca keberadaan sel-sel yang melepas komponen protein HER2. Dan hanya menyerang sel-sel yang terdeteksi tersebut.
-
Kanker Kolorektal
Pertumbuhan sel kanker kolorektal juga bergantung pada pembentukan senyawa protein sekaligus reseptor Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR) atau jenis reseptor lain yakni Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF).
Terapi tertarget ini membaca keberadaan keberadaan sel-sel yang melepas senyawa protein EGFR dan VEGF. Â Terapi ini juga akan membantu menghambat kemampuan sel merespon sinyal dari komponen protein tersebut.
Cara pengobatan kanker tersebut antara lain dengan menggunakan jenis obat anti angiogenesis seperti jenis Bevacizumab, Regorafenib, Ziv-aflibercept dan Ramucirumab. Alternatif lain dari terapi ini adalah jenis terapi penghambat EGFR seperti Cetuximab dan Panitumumab.
-
Kanker Paru-Paru
Kanker paru-paru juga memiliki kaitan dengan senyawa protein stimulan jenis EGFR. Dalam beberapa temuan sel kanker pada paru-paru juga bisa dikaitkan dengan komponen protein jenis Anaplastic Lymphoma Kinase (ALK) yang bekerja sebagai reseptor tirosin kinase dan protein Ros Proto Oncogenic yang juga bekerja sebagai reseptor tirosin kinase.
Cara pengobatan kanker untuk jenis ini dilakukan dengan 3 pilihan terapi tertarget. 3 pilihan tersebut adalah terapi anti angiogenesis, inhibitor EGFR serta inhibitor ALK dan ROS.
Beberapa jenis kanker lain seperti kanker pankreas, kanker rahim, kanker prostat dan jenis kanker melanoma memiliki kemungkinan besar untuk diatasi dengan cara pengobatan kanker terapan ini. Terapi pengembangan dari kemoterapi ini akan efektif pada jenis kanker yang memang memiliki kaitan dengan sejumlah komponen senyawa kimia dan protein reseptor tertentu.
Yang Perlu Anda Pahami Sebelum Memulai Terapi
Terapi tertarget sebagaimana sudah dijelaskan merupakan pengembahan dari konsep kemoterapi konvensional. Terapi ini bekerja dengan cara yang hampir serupa, dimana pasien akan mendapatkan asupan obat baik secara oral maupun melalui suntikan atau infus.
Karena terapi akan diproses oleh tubuh secara kimiawi, ada baiknya Anda berhati-hati dalam mengatur pola konsumsi selama menjalankan terapi. Sejumlah asupan dapat beresiko berinteraksi dengan komponen kimia obat dan menyebabkan sejumlah efek samping atau mengganggu kinerja dari terapi.
Pasien akan sangat disarankan untuk berhenti dari minuman beralkohol, mengonsumsi herbal dengan hati-hati dan dibawah pengawasan dokter, serta menjalankan pola makan sehat untuk mengurangi masuknya komponen toksin dan karsinogen bersamaan dengan berjalannya terapi.
Cara pengobatan kanker ini juga disarankan untuk tidak dijalankan bersamaan dengan kehamilan. Sebelum pasien sembuh dari kanker, pasien disarankan menggunakan KB dengan ketentuan dibawah pengawasan dokter. Karena sejumlah terapi KB memiliki komponen hormon sintetis yang mungkin akan membahayakan terapi yang berjalan.
Terapi tertarget dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan kehamilan. Sedang masa kehamilan yang mungkin menyebabkan perubahan hormonal yang tinggi dapat mengganggu proses pasien untuk sembuh dari kanker.
Adakah Efek Samping dari Terapi Ini?
Meski bekerja dengan cara yang lebih spesifik dan tertarget, rupanya terapi tertarget tetap memiliki sejumlah efek samping. Tetapi tidak sebesar apa yang mungkin dialami pasien yang menjalankan kemoterapi dan radioterapi.
Efek samping yang dialami pasien biasanya sifatnya hanya sementara. Efek samping akan hilang sedikit demi sedikit bersamaan dengan pasien sembuh dari kanker. efek terapi dan jangka waktu efek tersebut bertahan akan bergantung pada gaya hidup pasien pasca terapi dan bagaimana terapi ini dilakukan.
Beberapa gangguan yang mungkin muncul pasca terapi tertarget adalah sebagai berikut:
-
Gangguan di Kulit
Cara pengobatan kanker ini mungkin menyisakan ruam, iritasi dan gatal pada permukaan kulit. Seharusnya reaksi akan muncul secara bertahap dan perlahan. Bila reaksi muncul mendadak dan buruk dengan cepat, kemungkinan yang Anda alami adalah reaksi alergi.
Gangguan pada kulit biasanya terjadi pada pasien yang menjalankan terapi jenis inhibitor EGFR. Karena selain banyak ditemukan pada sejumah organ seperti kolon dan paru-paru, sel kulit normal juga memiliki kadar EGFR yang tinggi. Menghambat EGFR akan menyebabkan terhambatnya proses regenerasi sel kulit. Kulit mati akan bertumpuk dan membentuk ruam kering.
Beberapa gangguan akibat jenis terapi tertarget ini ditandai dengan munculnya rasa gatal dan ruam pada kulit, kulit sangat kering, peradangan kecil dan sensitivitas tinggi terhadap sinar matahari.
Gangguan lain seperti rasa kebas pada kulit kadang juga muncul. Tetapi ini karena efek dari jenis terapi inhibitor VEGF yang sedikit menyebabkan gangguan pada jaringan pembuluh darah.
Pada umumnya gangguan kulit ini akan mudah diatasi dengan terapi sederhana seperti krim pelembab, terapi kulit yang tidak mengandung alkohol dan mengonsumsi vitamin yang membantu memperbaiki nutrisi untuk kulit.
-
Masalah Tekanan Darah
Beberapa terapi jenis anti angiogenesis dapat menyebabkan gangguan tekanan darah tinggi. pada umumnya kenaikan tekanan darah yang muncul tidak memberi pengaruh terlalu berat. Hanya pasien perlu terus mengawasi perkembangan tekanan darah supaya tidak terjadi efek yang lebih berat.
Beberapa pasien mungkin memerlukan pengobatan tekanan darah tinggi bahkan hingga dinyatakan sembuh dari kanker. Kondisi tekanan darah ini akan bergantung pada kecenderungan dari masing-masing pasien.
-
Pembekuan Darah dan Pembengkakan
Akibat terapi anti angiogenesis, sistem pembuluh darah akan turut terpengaruh. Pembuluh darah rentan mengalami kerusakan termasuk pembekuan darah, perdarahan dan pembengkakan berupa lebam.
Perhatikan permukaan kulit Anda bilamana tampak muncul pembengkakan dan lebam. Juga perhatikan gusi, BAB dan BAK Anda karena ditakutkan muncul darah pada kotoran atau air seni Anda.
Beberapa pembekuan darah bisa memicu gangguan pada jantung, paru-paru dan otak. Dapat menyebabkan sumbatan aliran darah menuju kaki yang memicu terbentuknya edema atau pembengkakan pada kaki. Juga dapat memperlambat proses penyembuhan luka.
-
Gangguan Imunitas
Meski dikatakan terapi tertarget akan membantu meningkatkan kinerja imunitas. Beberapa pasien yang menjalani cara pengobatan kanker ini malah mengeluhkan masalah autoimun pasca terapi. Untuk itu Anda patut waspada bila muncul gangguan alergi atau masalah iritasi yang tidak kunjung sembuh.
Ini karena cara pengobatan kanker ini memberi efek over stimulan pada sistem daya tahan tubuh. Ini menyebabkan sistem pertahanan tubuh akan bekerja berlebihan dan memicu terbentuknya autoimun.
-
Gangguan Lain Serupa Kemoterapi
Meski dalam skala kecil dan cenderung lebih ringan, terapi tertarget juga dapat memicu sejumlah gangguan yang mirip dengan efek samping dari kemoterapi. Beberapa keluhan yang mungkin muncul seperti mual, rasa linu pada sendi, diare, batuk-batuk, radang tenggorokan, sakit kepala dan rambut rontok.
Efek samping terapi biasanya tidak bertahan lama atau bersifat sementara dan akan berangsur hilang seiring dengan pasien sembuh dari kanker dan menyelesaikan masa terapi mereka.
Itulah sejumlah informasi lengkap seputar cara pengobatan kanker dengan terapi tertarget. Terapi yang menjadi pengembangan metode kemoterapi konvensional ini membantu pasien sembuh dari kanker dengan lebih efektif dengan efek samping yang lebih terkendali.