Mengonsumsi sayuran, buah-buahan dan beragam jenis sumber protein nabati seperti kacang dan biji-bijian selalu dianjurkan oleh setiap pakar kesehatan. Tetapi apakah menjadi vegetarian juga disarankan? Benarkah menjadi vegetarian adalah pilihan yang tepat?
Menurut authoritynutrition.com, tak ada satupun pola atau sistem yang berlalu untuk semua orang. Satu pola diet bisa saja bekerja dengan sangat baik pada satu orang dan justru menyisakan masalah pada orang lain. Setiap pola diet dan gaya hidup sehat, apapun itu, selalu memberi manfaat baik bagi kesehatan, namun juga menyisakan resiko yang tetap penting Anda cermati dan waspadai.
Mengabaikan aspek resiko akan membuat Anda semakin rentan mengalami masalah. Justru, sebelum Anda masuk dan menceburkan diri, edukasi dengan baik diri Anda sendiri. Pahami, apa saja resiko yang bisa Anda hadapi dan kenali pula cara-cara terbaik untuk menekan resiko. Demikian pula ketika Anda tertarik untuk menjadi vegetarian.
Menjadi vegetarian memang memberi sangat banyak manfaat. Manfaat terbesar akan dirasakan oleh Anda yang cukup rentan dengan masalah kolesterol dan masalah hipertensi . Cocok pula untuk dijalani oleh mereka dengan gangguan hipersensitif pencernaan terhadap makanan daging-dagingan atau makanan mengandung laktosa atau susu. Anda juga bisa mengendalikan berat badan Anda dengan lebih baik dengan menjadi vegetarian.
Meski demikian, ada resiko dari vegetarian yang tetap Anda perlu waspadai. Dan pada kesempatan kali ini kita akan mencoba melihat lebih dalam apa saja resiko vegetarian yang bisa mengancam Anda ketika Anda menjalankan pola hidup yang bebas makanan hewani ini.
Apa saja resiko yang mungkin Anda akan hadapi dengan pola makan yang bebas dari asupan susu, daging dan telur ini? Serta bagaimana cara terbaik untuk menekan resiko tersebut dalam level yang terkendali? Kenali beberapa resiko utama dalam menjalankan diet vegetarian berikut ini.
Kekurangan nutrisi
Ini adalah masalah paling klasik dari mereka yang menjalankan diet vegetarian, terutama dalam jangka panjang. Bagaimanapun tak semudah itu menukar nutrisi hewani dengan nutrisi nabati. Ada banyak perbedaan mendasar yang perlu Anda pahami terlebih dulu sebelum memulai diet vegetarian ini.
Nutrisi dari tumbuh-tumbuhan cenderung lebih sulit untuk dicerna dan diserap tubuh bila Anda bandingkan dengan nutrisi dari hewani. Terutama untuk jenis nutrisi seperti zat besi, lemak, kalsium, zink, vitamin A, vitamin D, vitamin B dan sebagian besar protein.
Butuh proses dan cara yang berbeda untuk tubuh menyerap nutrisi-nutrisi ini dari makanan nabati. Dan kadang tubuh tak mampu menyerap seluruh bagian nutrisi, sehingga akhirnya Anda membutuhkan porsi yang lebih besar untuk mendapatkan asupan yang setara.
Beberapa jenis nutrisi bahkan berada dalam formula berbeda ketika berada dalam bentuk nabati. Seperti vitamin A dalam daging berbentuk retinol yang mudah diserap tubuh sedang menjadi karoten dalam makanan nabati yang memerlukan lemak dalam hati untuk mengubahnya menjadi vitamin A murni.
Itu sebabnya, mudah menemukan pelaku diet vegetarian jangka panjang yang mengalami penurunan densitas tulang, keluhan anemia dan efek lemas yang berat. Beberapa pelaku diet vegetarian juga mengaku kesulitan untuk mengencangkan otot, karena sebagian besar massa otot membutuhkan asam amino yang lebih mudah Anda temukan dalam sumber hewani ketimbang dalam sumber nabati.
Masalah lemak juga menjadi isu yang perlu Anda perhatikan. Lemak dari hewani memang kebanyakan bersifat kaya kolesterol. Tetapi lemak dari jenis ikan-ikanan sangat sehat dan penting untuk menutrisi tulang, sel-sel tubuh, otak dan arteri. Sayangnya lemak-lemak sehat ini tidak semudah itu ditemukan dalam makanan nabati.
Sulit memang sepenuhnya menggantikan sumber protein, lemak dan sejumlah komponen vitamin dalam makanan nabati. Tetapi Anda bisa coba dengan menambahkan asupan oat, flax seeds, chia seeds, minyak essensial zaitun, minyak kepala , berry dalam diet untuk menutupi kekurangan nutrisi. Jangan lupa menambahkan kacang-kacangan yang sudah dihaluskan menjadi selai untuk memudahkan proses cerna. Juga buah berry-berryan yang sangat kaya nutrisi.
Masalah pencernaan
Sejumlah jenis sayuran dan kacang-kacangan mengandung serat tidak larut dalam kadar sangat tinggi. Sifat dari jenis serat tidak larut ini memperlambat proses pencernaan. Ini memang membantu perut Anda terasa kenyang lebih lama, juga membantu mengembangkan bakteri sehat dalam perut. Sayangnya, kadang ini juga membebani pencernaan.
Pasien biasanya mengalami efek kembung dan mual karena efek dari serat tidak larut dalam jumlah berlebihan. Beberapa makanan juga memicu naiknya asam lambung, seperti buah-buahan asam dan mengandung getah.
Sedang beberapa makanan dengan kadar air tinggi bisa menyebabkan masalah dimana pencernaan dalam hal ini lambung mengalami penurunan kadar asam lambung. Tubuh bagaimanapun membutuhkan asam lambung untuk memproses asupan makanan hingga siap diserap usus halus.
Dikatakan di butternutrition.com, mereka yang rutin dengan juice buah akan mengalami penurunan sejumlah enzim dan cairan asam lambung. Anda juga bisa lebih rentan mengalami diare ketika memulai diet vegetarian ini.
Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!
WHATSAPP SEKARANGMengonsumsi buah-buahan manis berlebihan juga bukan ide yang baik untuk kesehatan hati. Liver lebih mudah mengalami masalah penurunan fungsi ketika terpapar fruktosa dalam jumlah besar. Fruktosa dalam buah cenderung aman dibandingkan fruktosa ekstraksi. Hanya saja, bila fruktosa dalam tubuh berada pada level tinggi. Akan memungkinkan terjadinya kerusakan fungsi hati.
Padukan asupan sayuran dan buah Anda dengan produk herbal seperti kunyit, oregano, jinten atau ketumbar. Bahan-bahan khas dapur ini ternyata efektif untuk merawat pencernaan dan membantu melindungi sistem pencernaan dari masalah toksin dan inflamasi.
Mudah mengalami masalah toksin
Teori yang selalu dipercaya oleh pelaku vegetarian adalah buah-buahan dan sayuran mengandung kekayaan antioksidan yang seharusnya membersihkan tubuh dari radikal bebas, toksin dan residu metabolisme. Tubuh menjadi lebih bersih berkat detoksifikasi yang dihasilkan oleh komponen antioksidan ini.
Yang tidak banyak disadari, bahwa menjadi berlebihan dengan sayuran dan buah akan meningkatkan kadar fruktosa dalam tubuh. Fruktosa adalah jenis gula yang sebenarnya membebani tubuh, sehingga bila jumlahnya berlebihan bisa menurunkan fungsi hati dalam menjalankan fungsi penyaringan dan penetralan toksin serta residu.
Selain itu diet vegetarian kadang menyebabkan pelaku kekurangan kadar protein dalam tubuh. Protein menjadi sangat penting bagi fungsi hati. Sehingga ketika tubuh kekurangan protein, maka fungsi hati juga turut mengalami penurunan. Hal ini dijelaskan dalam jurnal Annual Reviews of Nutrition tahun 1982 dengan tajuk Liver disease and protein needs.
Lindungi liver dengan mengasup makanan yang sehat untuk perlindungan liver seperti temulawak, kunyit dan berry. Ini akan menekan reaksi negatif hati terhadap masalah fruktosa dan kekurangan protein di atas. Tambahkan asupan protein dalam bentuk suplemen bila sekiranya diperlukan untuk menekan resiko kekurangan protein dalam tubuh.
Resiko hipersensitif
Beberapa pelaku diet vegetarian mengambil jalur ini karena masalah pada tubuh mereka yang hipersensitif terhadap produk hewani seperti sensitif terhadap produk makanan laut, terhadap laktosa pada susu sapi dan sensitif terhadap daging merah.
Yang tidak banyak disadari adalah beberapa orang juga bisa mengalami masalah hipersensitif terhadap produk nabati seperti alergi terhadap kacang-kacangan, sensitif terhadap produk kedelai atau sensitif terhadap produk gluten. Pada mereka dengan masalah semacam ini tentu menjadi vegetarian akan sangat berbahaya.
Tak sedikit kasus hipersensitif ini yang tidak disadari sebelumnya oleh pengidapnya sampai mereka menjadi vegetarian dan menemukan sejumlah keganjalan dalam tubuhnya. Itu sebabnya pelaku diet vegetarian sebaiknya melakukan uji coba terlebih dulu selama beberapa pekan untuk memastikan tubuhnya cukup aman dan beradaptasi dengan baik terhadap perubahan asupan yang dijalani.
Peningkatan Resiko Inflamasi dan Kanker
Teori lain yang diyakini pelaku diet vegetarian adalah bahwa pola makan mereka yang kaya antioksidan sudah sangat cukup untuk melindungi diri dari masalah inflamasi dan kanker, namun sejumlah temuan justru melihat adanya celah yang tetap penting dicermati.
Menjadi vegetarian Anda artinya mustahil mengonsumsi minyak ikan dan lemak dari ikan yang kaya asam lemak omega 3. Sedang dalam keseharian Anda mengonsumsi jenis minyak dari sayur dan biji-bijian yang kaya omega 6.
Penting untuk Anda tau, ada ketentuan komposisi sehat antara omega 3 dan omega 6 sebesar 3 : 1. Bila komposisi rasio ini tidak diperhatikan tubuh Anda akan membentuk senyawa asam arachidonik. Asam ini mendorong inflamasi dan kerusakan DNA sel yang merujuk pada kanker. Sebagaimana dijelaskan dalam dailymail.co.uk.
Sebenarnya Anda masih bisa menemukan sumber omega 3 dari nabati, seperti pada flax seeds dan chia seeds. Tentu saja pastikan untuk mengonsumsinya dalam porsi yang tepat sehingga mencapai rasio berimbang yang diharapkan.
Itulah beberapa resiko menjalankan diet vegetarian yang perlu Anda pahami. Tentu saja dibalik manfaat diet vegetarian yang sehat itu, ada resiko yang perlu Anda perhatikan. Beberapa pakar memang memasukan diet vegetarian sebagai diet yang sehat, tetapi tidak disarankan untuk dijalankan dalam jangka panjang.
Beri jeda pada diet untuk Anda bebas mengonsumsi makanan hewani untuk membantu menutupi kebutuhan. Atau pastikan Anda mengasup suplemen yang bisa menutup kekurangan nutrisi dari sumber nabati.
Sejumlah pakar juga mengingatkan mengenai pentingnya pertimbangan ulang untuk menjalankan diet vegetarian dalam masa hamil dan menyusui, mengingat krusialnya sejumlah komponen nutrisi hewani bagi tumbuh kembang anak.