Jika Anda dipersilahkan untuk minum atau makan racun, tentu tak akan ada orang sehat yang ingin mencobanya. Namun, bagaimana jika Anda tidak mengetahui bahwa makanan yang Anda konsumsi sebenarnya beracun? Apakah Anda masih berani mencobanya? Tentu, tak perlu pikir panjang untuk mengambil keputusan. Anda akan segera menolaknya, bukankah demikian? Namun, sayang sekali beberapa orang gagal membedakan mana makanan yang sehat dan beracun. Salah satu contohnya adalah konsumsi makanan yang mengandung protein secara berlebihan.
Beberapa jenis makanan yang mengandung protein seperti produk olahan susu, telur, daging, dan ikan – sebaiiknya dikonsumsi kurang dari 15% dari kalori makanan yang Anda santap setiap harinya. Protein hewani memang berguna bagi pembentukan darah dan otot, namun ini dapat berubah menjadi racun yang berbahaya bagi tubuh, jika Anda mengonsumsinya secara berlebihan. Walaupun ada pendapat yang mengatakan bahwa apapun yang berlebihan akan dikeluarkan oleh tubuh, tapi ingatlah dimana makanan berlebih itu berkunjung sebelum akhirnya dibuang tubuh.
Ya, salah satunya adalah usus – ketika makanan yang berlebihan tidak dibutuhkan lagi, ini semua akan memasuki proses pembusukan di dalam usus. Lalu menghasilkan racun yang terkumpul dari berbagai zat, seperti; hidrogen sulfida, indole, gas metana, ammonia, histamine dan nitrosamine. Sebagai respon alami, tubuh Anda akan mencoba mengeluarkannya dan menetralkan reaksi berbahaya yang dihasilkan dalam usus maupun hati dengan bantuan enzim. Namun aktivitas ini akan benar-benar menguras enzim dalam tubuh yang akhirnya dapat melemahkan Anda.
Lalu, bagaimana kita bisa tahu berapa tepatnya 15% protein dari kalori yang disantap? Untuk mempermudah Anda melakukan pengukuran ini dibutuhkan sebuah pembanding, misalnya setiap 1 gram daging berbanding dengan 1 kg berat Anda. Apabila berat badan Anda 60 kg – maka kebutuhan protein yang seharusnya dipenuhi adalah 60 gram setiap harinya. Apakah Anda pernah menimbang berapa banyak daging yang Anda konsumsi? Tentu tidak semua orang melakukan hal ini, tapi jika Anda ingin hidup sehat – hal ini mutlak dilakukan. Tak ada kata terlalu sedikit!
Faktanya beberapa orang di Amerika Serikat gagal menerapkan pola hidup sehat dan diet seimbang dengan bantuan enzim, mereka cenderung menyantap makanan berprotein hewani hingga 100 gram perhari. Walau tampaknya ini hanyalah sepotong kecil daging berukuran 1 ons, tubuh Anda tidak menganggap demikian. Kelebihan protein hewani ini bukannya keluar dengan utuh, seperti yang disebutkan sebelumnya; ini harus dicerna terlebih dulu menjadi asam amino. Lalu, diurai oleh hati dan diserap darah, kemudian disaring melalui ginjal dan berakhir menjadi urin.
Bayangkan bagaimana beratnya kerja organ pencernaan Anda, jika Anda mengonsumsi makanan tersebut? Sama seperti mesin yang dapat mengalami kerusakan, begitu pula dengan organ pencernaan Anda. Konsumsi makanan yang tidak berserat seperti itu juga dapat menimbulkan terjadinya penumpukan kotoran yang disebut stagnan – pemicu terjadinya polip dan kanker usus. Masihkah Anda meracuni tubuh, sekalipun sudah mengetahui faktanya?